Gaya memimpin seseorang menentukan keberhasilan tim dalam mencapai target-targetnya. Sehingga para manajer harus mampu mengenali gaya kepemimpinan agar dapat menyesuaikan diri dengan orang dalam lingkungan yang dipimpinnya. Kepemimpinan sendiri berasal dari kata pemimpin, atau sering juga disebut pemuka, pembina, penggerak, pembimbing, ketua, kepala, penuntun, raja dan sebagainya.
Sedangkan menurut istilah, pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam mengemban tanggung jawab secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang yang dipimpinnya.
Menurut Owen dalam Sudarmiani menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berfikir dan berbuat sesuai yang diinginkan.
Untuk manajemen sendiri merupakan ilmu dan seni dalam mengatur proses pemanfaat sumber daya manusia secara efektif, yang didukung sumber-sumber lainnya dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu,
Orang yang memimpin organisasi disebut manager.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang dia lihat.
Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi pola perilaku seorang pemimpin pada saat mempengaruhi anak buahnya.
Apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, dan cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anak buahnya dapat mempengaruhi gaya kepemimpinannya
Ada tiga teori dalam gaya kepemimpinan
Teori Sifat (The trait theories)
Menurut Sutisna dalam Sudarmiani teori sifat merujuk pada sifat sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensial pada kepemimpinan yang efektif.
Teori kepemimpinan ini mengharuskan pemimpin untuk mempunyai beberapa syarat yang perlu dimiliki, seperti kekuatan fisik, penghayatan terhadap arah dan tujuan, antusiasme, keramahtamahan, integritas, keahlian teknis, kemampuan mengambil keputusan, intelegensi, keterampilan memimpin dan kepercayaan .
Teori Perilaku (the behaviour theories)
Fokus teori ini lebih kepada perilaku yang khas dari seorang pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain.
Terdapat 5 macam gaya kepemimpinan berdasarkan teori perilaku ini yaitu:
Studi kepemimpinan universitas
Ada tiga gaya kepemimpinan menurut Ronald Lippit dan K. White yakni::
- Otoriter : Kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pemimpin
- Demokratis : Kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pemimpin dan bawahan secara bersama-sama
- Kebebasan : Kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan diserahkan pada bawahannya
Studi OHIO
Ada 4 gaya kepemimpinan berdasarkan pernyataan Hersey dan Blancard yakni:
- Telling : banyak memberi perintah tapi sedikit memberi semangat
- Selling :banyak memberi perintah dan semangat
- Participating : sedikit memberi perintah tapi banyak memberi semangat
- Delegating : sedikit memberi perintah maupun semangat
Studi Michigan
Peneliti yang berasal dari Universitas Michigan menemukan dua macam gaya kepemimpinan yakni:
- The job-centered: gaya kepemimpinan yang berpusat pada pekerjaan yang sangat memperhatikan produksi dan aspek-aspek teknis kerja
- The employee-centered: gaya kepemimpinan yang berpusat pada pegawai, memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan pegawai
Managerial Grid
Penelitian ini dilakukan oleh Robert R. Blake dan James S. Mouton yang menyatakan 2 macam gaya kepemimpinan yakni:
- Concern for production: perhatian pada produksi yang menekankan pada mutu keputusan, prosedur, kualitas pelayanan staff, efisiensi kerja, dan jumlah pengeluaran.
- Concern for people: perhatian pada orang yang menekankan perhatian untuk karyawannya.
Teori Situasional
Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu.
a. Teori Kepemimpinan Kontigensi
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers yang menyatakan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin bukan hanya karena faktor kepribadian yang dimiliki.
Akan tetapi juga faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi.
Ada dua gaya menurut teori ini, yaitu:
- Gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas.
- Gaya kepemimpinan yang mengutamakan hubungan kemanusiaan.
Tiga faktor yang mempengaruhi:
- Hubungan antara pemimpin dengan anggota.
- Variabel struktur tugas dalam situasi kerja. Tugas yang berstruktur adalah tugas yang memiliki prosedur berupa langkah-langkah untuk penyelesaian tugas itu telah tersedia.
- Variabel kekuasaan karena posisi pimpinan (Fattah, 2006: 96).
b. Teori Kepemimpinan Tiga Dimensi
Teori ini dikemukakan oleh Reddin yang merumuskan empat kelompok gaya dasar yaitu:
- Separated: pemisah.
- Dedicated: pengabdi.
- Related: penghubung.
- Integrated: terpadu.
c. Teori Kepemimpinan Situasional
Konsep ini pertama kali dirumuskan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blancard.
Yang merupakan pengembangan dari teori kepemimpinan tiga dimensi yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan. Gaya berdasarkan teori ini yaitu:
- Telling (gaya mendikte): diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas.
- Selling (gaya menjual): diterapkan jika anak buah memiliki kemauan untuk melakukan tugas tapi belum didukung oleh kemampuan yang memadai.
- Participating (gaya melibatkan diri): diterapkan jika anak buah memiliki kemampuan tetapi kurang percaya diri.
- Delegating (gaya kendali bebas): diterapkan jika anak buah memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas sehingga dapat diberikan tanggung jawab secara penuh.
Demikian pembahasan mengenai tipe-tipe gaya pemimpin yang bisa Anda jadikan referensi. semoga bermanfaat
Leave a Reply